Senin, 11 Mei 2015



Mata Kuliah                : Dogmatika 7- Eskatologi
Dosen Pengampu        : Ernawati, M.Th
Tugas                           : Kerajaan Seribu Tahun Menurut Amillenialisme
Nama                           : Boy Rio Sinaga
Semester                      : VIII (Delapan)

BAB I
Pendahuluan
Pemikiran tentang eskatologi memiliki berbagai bentuk yang berbeda dalam kelompok-kelompok yang berbeda. Dalam lingkungan Kristen, eskatologi menceritakan sehubungan dengan kedatangan Tuhan yang kedua kali. Berbagai pandangan serta penafsiran muncul untuk menjelaskan peristiwa yang akan terjadi pada akan datang.
Study tentang akhir zaman seringkali telah memisahkan orang percaya selama bertahun-tahun. Sistem interpretasi yang berbeda seperti Premilenialisme, postmilenialisme, dan amilenialisme telah berakibat pada wilayah lain dalam teologi selain eskatologi.[1] Eskatologi merupakan penghiburan akan pengharapan masa depan dengan kedatangan Kristus yang kedua menjadi puncak dari eskatologi sendiri. Eskatologi banyak berisi tentang nubuatan-nubuatan mengenai akhir zaman. Eskatologi juga membahas mengenai kerajaan seribu tahun masa pemerintahan Tuhan Yesus Kristus baik secara literal maupun secara simbolis. Ada beberapa pemahaman yang menjelaskan mengenai kerajaan seribu tahun yakni Premilenialisme, postmilenialisme dan amilenialisme. Kata millennium yang berasal dari kata mile, yang berarti “seribu” dan berhubungan dengan pernyataan dalam Kitab Wahyu 20:4, “dan mereka akan hidup kembali dan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Kristus untuk masa seribu tahun”. Apakah pernyataan ini harus dimengerti secara harafiah atau secara simbolikal? Jawabannya menentukan doktrin seseorang akan hal-hal akhir. Pada pembahasan dalam makalah ini, penulis akan membahas mengenai kerajaan seribu tahun menurut pandangan amilenialisme.









BAB II
KERAJAAN SERIBU TAHUN MENURUT PANDANGAN PAHAM AMILLENIALISME
Etimologi
Istilah milenium berasal dari bahasa Latin Mille dan annus yang berarti seribu tahun. Premilleanisme mengajarkan bahwa kerajaan Tuhan Yesus akan didirikan di atas bumi ini selama seribu tahun, dan kerajaan itu akan berlangsung pada waktu Tuhan Yesus kembali ke dunia ini.[2] Dalam kamus teologi, Amilenialisme adalah salah satu aliran dalam ajaran milenialisme, yang berpandangan bahwa millennium atau dasa abad Mesianis tidak akan berlangsung di dunia ini.[3] Dalam Wikipedia ,the free encyclopedia Amillennialism (Greek: a- "no" + millennialism), in Christian eschatology, is the rejection of the belief that Jesus will have a literal, thousand-year-long, physical reign on the earth. This is in opposition to premillennial and some postmillennial interpretations of chapter 20 of the Book of Revelation.[4] Sedangkan dalam Wikipedia Indonesia disebut Amilenialisme adalah istilah bagi ajaran yang meyakini bahwa kerajaan seribu tahun itu tidak ada. Para penganut pandangan ini menolak ajaran pra-milenialisme maupun postmilenialisme. Mereka memercayai bahwa sebelum kedatangan Kristus yang kedua, maupun masa sesudah kedatangannya, dunia akan berisi kejahatan dan kebaikan sekaligus. Menurut pandangan Amilenialisme, pada masa kini Kerajaan Allah sudah hadir melalui pemerintahan Kristus dari sorga, pesan-pesan Alkitab, karya pelayanan gereja, dan pekerjaan Roh Kudus. Kemudian nanti akan datang masa "Kesengsaraan Besar" (tribulasi) yang akan dialami hingga kedatangan kembali Kristus di dunia yang waktunya tidak diketahui.[5]

1.      Beberapa pandangan tentang Kerajaan Seribu Tahun
a.      Pandangan Post-Milenium mengenai Kerajaan Seribu Tahun
Pandangan ini popular pada abad kesembilan belas dan merupakan pandangan yang dipopulerkan  oleh teolog-teolog utama diakhir abad kesembilan belas dan abad kedua puluh yaitu Charles Hodge, William G.T Sheed, B. B. Warfield, A. A. Hodge, A. H Strong dan yang lain.[6] Dalam Postmilenialisme, kedatangan Kristus kedua kali akan didahului oleh zaman Millenium atau Kerajaan Seribu Tahun. Di zaman ini, Kristus bersama-sama dengan Roh Kudus akan mewujudkan amanat agung serta berkat yang telah dijanjikan ke dalam dunia. Roh kudus akan mewartakan takhta sorga di dalam Kristus melalui gereja-gereja atau manusianya sendiri. Manusia yang sudah ditebus terdahulu oleh penderitaannya. Secara berkala, Kerajaan Allah akan dikembangkan di Bumi. Dan pemerintahan Kerajaan itu, melalui Roh Kudus, akan bertahan dalam jangka waktu yang lama.
Pandangan ini memandang, tidak adanya tribulasi, sehingga mereka berpikir bahwa dunia akan semakin baik, ketika masuk kerajaan seribu tahun, semua manusia menjadi semakin baik,  sampai pada akhirnya Tuhan Yesus datang ke dua kalinya. Hal ini nampak jelas dari khotbah yang dikhotbahkan oleh gereja-gereja yang menekankan kesuksesan dalam kehidupan. Pandangan ini lahir dari pemahaman tentang kerajaan seribu tahun, dimana kuasa iblis, dan iblis sendiri diikat oleh para malaikat, dibuang, dan pada akhirnya dimateraikan di dalam lubang neraka. Ketika iblis tidak dapat lagi berkuasa atas manusia, maka manusia akan melakukan apa yang baik, taat kepada setiap apa yang diperintahkan oleh Tuhan.
Ditambah lagi dengan penafsiran bahwa akan adanya pemerintahan orang-orang kudus, membuat manusia semakin baik. Jadi ketika memasuki kerajaan seribu tahun manusia menjadi semakin baik sampai pada akhirnya Tuhan Yesus datang keduakali, untuk menyediakan bumi dan langit baru. Mereka tidak menerima pemahaman bahwa dalam kerajaan seribu tahun aka nada penganiayaan kepada orang-orang percaya.
Post-Milenium berpendapat bahwa dalam masa gereja terdapat satu kebangunan rohani yang besar, mereka menyebutnya masa keemasan gereja. Kebangunan rohani manusia ialah tersebar luasnya Injil Tuhan; kebenaran Alkitab mengubah hati, masyarakat, ekonomi, politik.[7] Namun, tidak semua manusia menjadi orang Kristen, melainkan prinsip kehidupan Alkitab telah dijalankan oleh orang percaya hingga kedatangan Tuhan Yesus kedua kali. Menurut prinsip-prinsip post-milenium, kedatangan Tuhan Yesus Kristus yang kedua kali akan segera diikuti dengan kebangkitan dan penghakiman atas seluruh umat manusia, serta pernyataan sorga dan neraka secara penuh.[8] Pada waktu milenium itu terwujud, maka prinsip-prinsip iman dan moral Kristen akan diterima sebagai standar bagi semua bangsa dan individu. Louis Berkhof dalam bukunya menentang hal ini dan mengatakannya sebagai ketidaksetujuan terhadap ajaran ini
Alkitab sesungguhnya mengajarkan bahwa Injil akan diberitakan keseluruh bangsa dan akan memberi pengaruh besar, tetapi Alkitab tidak mengajarkan bahwa akan terjadi pertobatan dari seluruh dunia, baik pada zaman ini maupun pada zaman yang akan datang.[9]
Dapat didefinisikan postmilenialisme sebagai pandangan tentang hal-hal akhir zaman, yang mempercayai bahwa Kerajaan Allah sekarang ini sedang terus diperluas melalui pemberitaan Injil dan pekerjaan Roh Kudus di dalam hati orang-orang, sehingga seluruh dunia pada akhirnya akan dikristenkan, dan setelah itu Kristus akan kembali di penutupan masa penuh kebenaran dan damai yang panjang, yang disebut sebagai "Milenium". Patut ditambahkan bahwa menurut prinsip-prinsip postmilenialisme, kedatangan Kristus yang kedua kali akan segera diikuti dengan kebangkitan dan penghakiman atas seluruh umat manusia, serta penyataan sorga dan neraka secara penuh.

b.      Pandangan Pra-Milenium
Pandangan Pra-Milenium mengatakan bahwa terlebih dahulu ada kesengsaraan besar terjadi, kemudian barulah mendirikan Kerajaan Seribu Tahun. Kesengsaraan besar ini terjadi selama 7 (tujuh) tahun. pada masa kesengsaraan ini berlangsung, banyak orang akan beroleh keselamatan. Golongan Pra-Milenium memegang satu doktrin yang penting, yakni semua orang Kristen akan diangkat ke langit sebelum kesengsaraan terjadi.[10] Kesengsaraan hanya dialami oleh orang yang menolak Kristus dan tidak berlaku bagi orang-orang percaya. orang Kristen yang mati dibangkitkan dan yang masih hidup diubahkan dan dimuliakan setelah itu akan bersama-sama dengan Kristus diangkat diawan-awan. setelah itu, Kristus menegakkan kerajaan-Nya dibumi selama Seribu Tahun. Tuhan Yesus memerintah atas seluruh bumi bersama-sama dengan orang-orang percaya. mereka yang memerintah adalah mereka yang baru dibangkitkan dan mereka yang masih hidup ketika Kristus datang. Semua orang yang tidak percaya akan tunduk dibawah pemerintahan Kristus.
Menjelang masa Seribu Tahun berakhir, iblis akan dilepaskan kembali dan menyesatkan banyak bangsa. Terjadilah perang Gog dan Magog yaitu roh setan yang akan memimpin orang-orang fasik untuk menyerang “kemah orang-orang kudus”.[11] Kemudian turun api dari sorga dan iblis dicampakkan. Diakhir Masa Seribu Tahun akan terjadi kebangkitan orang-orang fasik dari kematian. Kemudian akan terjadi penghakiman bagi semua manusia dihadapan tahta putih. mereka yang tertulis namanya dibuku kehidupan akan hidup kekal dalam bumi yang baru  dan yang tidak akan masuk kedalam neraka kekal. Pokok dari pandangan ini dapat dikatakan kedatangan Kristus yang kedua kali sudah dekat, dan akan merupakan sesuatu yang Nampak, personal dan mulia.[12] Setelah Kristus turun ke bumi, antikristus akan dibinasakan dan pemerintahannya akan diakhiri. Baik pada masa ini atau sebelumnya, sejumlah besar orang Yahudi akan bertobat, percaya kepada Kristus sebagai Mesias, dan diselamatkan; pertobatan orang-orang Yahudi ini akan menjadi ber yang besar bagi dunia. Kedatangan itu juga akan didahului peristiwa-peristiwa tertentu, seperti penginjilan kepada segala bangsa, pertobatan Israel, kemurtadan besar, masa aniaya besar, dan datangnya sipendosa.

PANDANGAN AMILENIALISME MENGENAI KERAJAAN SERIBU TAHUN
Kita mulai Amelianisme: istilah ini sebenarnya bukanlah istilah yang tepat. Istilah ini memberikan kesan bahwa orang-orang amilenialis adalah mereka yang tidak mempercayai adanya milenium atau orang-orang yang mengabaikan enam ayat pertama dari Wahyu 20, yaitu bagian yang berbicara tentang pemerintahan milenium. kedua tuduhan ini tidak benar. meskipun memang harus diakui bahwa orang amilenialis tidak mempercayai adanya pemerintahan seribu tahun secara harafiah yang mengikuti kedatangan Yesus Kristus kembali, namun tetap istilah amilenialisme itu sendiri bukanlah istilah yang akurat untuk menjelaskan pandangan mereka.[13] Istilah Amilenialisme terkesan tidak mempercayai adanya milenium. Jay Adams dalam bukunya The Time is at Hand mengusulkan agar istilah amilenialisme diganti dengan istilah milenialisme yang telah terwujud[14]. Istilah Adams ini sebenarnya lebih mewakili pandangan orang-orang amilenialisme, sebab pada hakikatnya amilenialis percaya bahwa milenium yang disebutkan dalam Wahyu 20 tidak secara eksklusif menunjuk kepada masa yang akan datang, melainkan sekarang ini sedang dalam proses untuk tergenapi. Amilenialis menafsirkan milenium dalam Wahyu 20:4-6 sebagai pemerintahan oleh jiwa orang-orang percaya yang telah meninggal dan yang sekarang ini bersama-sama dengan Kristus di sorga. Mereka memahami bahwa diikatnya setan sebagai periode waktu antara kedatangan Kristus yang pertama dan kedua, dan segera akan berakhir saat kedatangan Kristus akan datang kembali setelah pemerintahan milenium sorgawi ini.
Amilenialis memegang keyakinan bahwa Kerajaan Allah sekarang ini telah hadir di dalam dunia dalam wujud pemerintahan Kristus atas umat-Nya melalui Firman dan Roh Kudus. Namun pada saat yang bersamaan, amilenialis juga adalah orang-orang yang sedang menantikan penyempurnaan Kerajaan Allah di masa yang akan datang, di dalam bumi yang baru. Mereka menyadari bahwa Kristus telah menang dengan pasti atas dosa dan Iblis, namun Iblis akan tetap ada bersama-sama dengan Kerajaan Allah hingga akhir zaman. Sehingga meskipun kita telah menikmati berkat-berkat eskatologi pada masa sekarang ini, kita masih merindukan klimaks dari seluruh tanda zaman dan kedatangan Kristus yang kedua yang akan menghantar kita dalam kondisi final ( eskatologi yang akan datang). Dengan kata lain, segala tanda-tanda akhir zaman telah berlangsung sejak kedatangan Kristus yang pertama, dan akan terus memuncak hingga sebelum Kedatangan Kedua. Mereka juga terus mewaspadai meningkatnya kesusahan, murtad, dan munculnya pribadi antikristus sebelum Kedatangan Kedua.  Amilenialis memahami kedatangan Kristus yang kedua sebagai satu peristiwa tunggal, dan bukan satu peristiwa dengan dua tahap di dalamnya. Amilenialisme mengajarkan bahwa peristiwa-peristiwa tertentu harus terjadi telebih dahulu sebelum kedatangan kedua. Jadi kembalinya Kristus tidak dapat dikatakan “imminent” artinya Kristus dapat datang sewaktu-waktu. Tanda-tanda sebelum kedatangan Kristus yang kedua adalah 1. Panggilan bagi orang-orang non-Yahudi (Mat 24:14; Mrk 13:10; Rm 11:25) dimana bangsa-bangsa itu akan di Injili. 2. Pertobatan Israel. Semua orang Israel dalam Rom 11:26, bukan berarti orang Israel melainkan sejumlah orang Israel pilihan. Kemurtadan yang besar dan tribulasi yang besar (Mat 24:9-12; 21-24; Mrk 13:9-22; Luk 21:22-24) 4. Penyataan Anti Kristus. 5. Tanda-tanda dan mujizat-mujizat.[15] Semua peristiwa dimasa depan yang berhubungan dengan kedatangan Kristus yang kedua akan terjadi secara bersamaan pada saat Kristus datang untuk kali kedua. (Yoh. 5:28-29; 1Kor. 15:5).
 Pada saat Kristus datang kembali akan terjadi kebangkitan umum, bagi orang-orang percaya maupun tidak. Setelah kebangkitan, orang-orang percaya yang masih hidup pada saat Kristus kembali, akan diubahkan dan dimuliakan. Kedua macam orang percaya ini, yaitu orang percaya yang dibangkitkan dan orang percaya yang diubahkan, akan diangkat dan bertemu dengan Tuhan di awan-awan. Setelah pengangkatan itu Tuhan akan menyudahi kedatangan-Nya kembali dengan melaksanakan penghakiman akhir. Sesudah itu orang-orang yang tidak percaya akan dicampakkan ke dalam penghukuman kekal, sedangkan orang-orang percaya akan menikmati segala berkat di dalam langit dan bumi yang baru selama-lamanya.

KAJIAN JAMAN SERIBU TAHUN BERDASARKAN KITAB WAHYU 20:1-6
Kitab Wahyu merupakan salah satu kitab yang cukup menarik untuk di bahas.  Kitab ini penuh dengan kata-kata symbol yang memiliki arti tertentu yang sesuai dengan apa yang dimaksudkan oleh penulis mula-mula.  Makna ini tidak dapat di artikan dari kacamata dunia saat ini, namun harus mencari referensi perbandingan dari sumber lain untuk mengerti apa makana dari setiap simbol yang ada.
Salah satu teks dalam kitan ini, yang cukup menarik untuk dibahas ialah teks pada pasal 20.  Gagasan mengenai kerajaan seribu tahun atau yang dikenal dengan kata millennium cukup membingungkan mengenai artinya.  Heer dalam bukunya “Tafsiran Alkitab Wahyu Yohanes” berpendapat bahwa istila “seribu tahun” bukanlah seperti seribu tahun biasa, melainkan suatu simbol untuk “kurun waktu yang sangat lama.[16] Ada juga pandangan yang mengatakan bahwa “seribu tahun” hanya merupakan angka  yang berarti “kesempurnaan total.”  Pendapat ini menegaskan bahwa itu adalah lambang kemenangan Kristus dan berkat yang indah bagi gereja masa kini bahwa iblis telah dikalahkan dan dibelenggu.[17] Pendapat lain datang dari Irenaeus dan Agustinus.  Irenaeus berpendapat bahwa kerajaan seribu tahun  adalah suatu masa berkat, yang masih ada di masa depan, dan akan berlangsung sebelum datangnya hari pengadilan.[18] Sementara Agustinus berpendapat bahwa kerajaan seribu tahun itu sudah ada sekarang, dan telah mulai dengan kematian, kebangkitan dan kenaikan Kristus ke Sorga.[19]  Dari beberpa pandangan yang ada, penulis menemukan bahwa pandangan tersebut belum ada kesatuan pemahaman. Oleh sebab itu, penulis akan melakukan penelitian mengenai makna kerajaan seribu tahun yang terdapat di dalam kitab Wahyu 20:1- 6.




KAJIAN KATA DAN FRASA
20:1-3 (pengikatan iblis)
1Lalu aku melihat seorang malaikat turun dari sorga memegang anak kunci jurang maut dan suatu
rantai besar di tangannya 2ia menangkap naga, si ular tua itu, yaitu Iblis dan Satan. Dan ia mengikatnya seribu tahun lamanya 3lalu melemparkannya ke dalam jurang maut, dan menutup jurang maut itu dan memeteraikannya di atasnya, supaya ia jangan lagi menyesatkan bangsa bangsa, sebelum berakhir masa seribu tahun itu; kemudian dari pada itu ia akan dilepaskan untuk sedikit waktu lamanya.

20:1 "Lalu aku melihat seorang malaikat turun dari langit, memegang anak kunci jurang maut" Mirip dengan malaikat yang memiliki kunci jurang maut di 9:1-2,11. Sangat menarik bahwa Setan terikat oleh malaikat yang tidak disebutkan namanya. "kunci jurang maut" Kita telah melihat dua kunci dalam Wahyu. Yesus memiliki kunci maut dan Hades dalam 1:18 dan malaikat tanpa nama memiliki kunci jurang maut di 9:1. Istilah "kunci" adalah metafora untuk "otoritas atas" Istilah "jurang maut" adalah kata Yunani untuk "kedalaman" dengan ALPHA PRIVATIVE (jurang maut) dan telah dibahas dalam 9:1. Tampaknya menjadi penjara roh-roh jahat. Jurang dianggap sebagai gua bawah tanah yang luas yang berfungsi sebagai tempat kurungan bagi roh-roh yang tidak taat menunggu penghakiman ( Yudas 1:6, Lukas 8:31).  Dalam I Henokh 88:1 malaikat yang jatuh terikat tangan dan kaki dan dilemparkan ke dalam jurang yang sempit dalam, mengerikan dan gelap.[20] Namun semuanya itu adalah simbolisme saja.[21]  Paulus di Roma 10:7. Mengindentikkan Jurang maut  dengan " Tartarus " sebagai tempat kurungan semua roh jahat (lih. Lukas 8:31; Yudas 6; 2 Pet 2:4). Dalam Yudaisme rabinik abad ke 2 dan 3, itu dipahami sebagai bagian tidak benar dari Hades.
20:02 "naga, si ular tuaitu, yaitu Iblis dan Setan” Keempat sebutan dari si jahat, yang telah dibahas pada 12:9, ditekankan untuk mendefinisikan dengan tepat siapa yang sedang terikat dan yang kemudian akan dilemparkan kedalam lautan api (lih. ay 10). Pengikatan itu merujuk kepada pembatasan Allah atas si jahat dalam bentuk melucuti kekuatan dan kuasanya.[22]  Ini menghubungkan yang Awal (lih. Kej 3) dengan yang Akhir (Why. 20-22).
Istilah " Naga " mungkin
1. sejajar dengan "ular". Di PL, istilah Ibrani tanin dapat merujuk ke
a. ular tanah (lih. Kel 7:9,10,12;.Ul 32:33; dan mungkin Mzm. 91:13)
b. ular laut (lih. Kejadian 1:21; Maz. 148:7)
2. sejajar dengan mitos rakasa laut, Leviathan (lih. Ayub 7:12; Maz. 74:13-14; Yes 27:1), yang digunakan untuk menggambarkan salah satu makhluk Allah (lih. Ayub 41; Maz. 104: 24-26), atau sebagai symbol kejahatan (seperti Rahab, lihat Yesaya 51:9)
3. digunakan secara simbolis oleh para pemimpin untuk musuh-musuh Israel
a. Mesir (lih. Maz. 87:4; Rahab; Yeh. 29:3)
b. Babel (lih. Yer. 51:34)
4. digunakan dalam mitologi Mesopotamia sebagai rakasa kekacauan (lih. Pengantar Wahyu 12B dan khususnya di 12:3 King James Version menerjemahkan baik tannin dan tannim (howlers atau serigala, lih. Ayub 30:29, Mzm 44:19; Yes. 13:22, 34:13, 35:7, 43:20; Yer. 9:11; 10:22, 49:33, 51:37, Yehezkiel
"ia mengikatnya seribu tahun lamanya" Inti dari ayat ini adalah Iblis berada di bawah kendali Allah.[23] Jika pengikatan Iblis hanya suatu tindakan simbolis, maka wajar jika “seribu Tahun”juga di tafsirkan secara simbolis.  Kistemaker menuliskan dalam bukunya bahwa:
”Menurut beberapa teolog, 1000 tahun ini merujuk kepada rentan waktu antara kembalinya Tuhan Yesus dan akhir segala zaman.  Tetapi ada beberapa keberatan terhadap pendapat ini: (1) Kata millennium berasal dari bahasa Latin, mille (seribu) dan annum (tahun), muncul enam kali dalam pasal ini dan tidak muncul di bagian lain.  (2) Tuhan Yesus tidak berkata apa-apa tentang pemerintahan seribu tahun bersama orang-orang kudus di bumi.  (3) Dalam surat-surat mereka, Petrus dan Paulus tidak pernah menyinggung tentang seribu tahun pemerintahan Kristus di bumi.  PB mengajarkan bahwa Kristus hanya kembali sekali lagi dan bukan dua.  Pemunculan pertama seribu tahun (ayat 2) adalah masa “seribu tahun iblis” yang terentang dari masa saat iblis tinggal dalam lubang jurang maut sampai ia di lempar ke dalam lautan api untuk selamanya.  (4) Tafsiran harafia akan kitab Wahyu yang penuh dengan simbol ini sangat sulit untuk di terima.  (5) Seribu adalah sepuluh pangkat tiga yang berarti penuh, lebih senada dengan irama kitab Wahyu, jika istila ini ditafsirkan secara simbolis.”[24]
20:3 "lalu melemparkannya ke dalam jurang maut, dan menutup jurang maut itu dan memeteraikannya di atasnya" Ada lima kata kerja yang berhubungan dengan pengikatan Iblis oleh malaikat tanpa nama: (1) "ia menangkapnya"; (2) " mengikatnya "; (3)" melemparkan dia "; (4)" menutupnya "; dan (5)" memeteraikannya "Semua ini adalah AORIST ACTIVE INDICATIVES. Ini berarti penghapusan lengkap dari pengaruh setan. Mungkin menjadi acuan kepada Yes. 24:22. "supaya ia jangan lagi menyesatkan bangsa-bangsa" Kebohongan selalu menjadi tujuan dari si jahat dan agen-agennya (lih. 12:9 13:11-14; 16:14, 19:19, 20:8). Karena ia tahu bahwa waktunya sangat singkat (lih. 12:12), ia mencoba untuk memimpin sebanyak mungkin ciptaan Allah yang terkasih, pria dan wanita, jauh dari-Nya ke dalam pemberontakan dan ketidakpercayaan. Dia juga ingin disembah, sebagaimana dapat dilihat dalam pencobaan Yesus di Mat. 4:9 dan 13:4. Pertanyaan yang sangat penting adalah, kepada siapa yang dimaksud dengan "bangsa ini" merujuk? Bangsabangsa yang tidak percaya sebelumnya dihancurkan dalam 17:2, 18:3 dan 19:18-21.
"sebelum berakhir masa seribu tahun itu; kemudian dari pada itu ia akan dilepaskan untuk sedikit waktu lamanya" Telah ada banyak diskusi tentang mengapa setan "harus"(dei) harus dilepaskan untuk sedikit waktu. Beberapa melihatnya sebagai Allah menunjukkan keadilan penghukuman-Nya atas manusia durhaka, yang lain mungkin melihatnya sebagai satu lagi kesempatan penebusan seperti dalam 9:20-21, 14:6-7; 16:9,11. Memungkinkan juga untuk melihat terikatnya Setan sebagai simbol dari kekalahan akhir si jahat menggunakan gambaran apokaliptik Yahudi dari I Henokh 10:4-6,11-13, di mana Azazel (setan padang pasir Im. 16:8,10,26) dipenjara oleh malaikat sehingga ia tidak dapat memimpin orang-orang kepada penyesatan. Hukuman penjara adalah cara malaikat memegang si jahat sampai hari penghakiman dalam Yes. 24:21-22; 2 Pet. 2:4; dan Yudas 6. Mungkin juga pembebasannya memicu akhir zaman, sekali-dan-selamanya, konfrontasi antara Allah, Mesias, Roh, dan pengikutnya vs Setan, binatang laut, binatang tanah, dan pengikutnya. Penciptaan akan dibersihkan dari yang jahat. Sejarah telah menjadi medan perang, sejarah akan menjadi tempat konfrontasi final. Motif PL adalah dari Maz. 2 dan Yeh. 38-39. Penghakiman akhir zaman yang sama terlihat di 19:19-21. Jika ini benar maka bab 17-19 dan 20 paralel dan mencakup periode yang sama dari kedatang Kristus pertama kali kedatangan-Nya yang kedua.
Pasal 20:4-6
4Lalu aku melihat takhta-takhta dan orang-orang yang duduk di atasnya; kepada mereka diserahkan kuasa untuk menghakimi. Aku juga melihat jiwa-jiwa mereka, yang telah dipenggal kepalanya karena kesaksian tentang Yesus dan karena firman Allah; yang tidak menyembah binatang itu dan patungnya dan yang tidak juga menerima tandanya pada dahi dan tangan mereka; dan mereka hidup kembali dan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Kristus untuk masa seribu tahun. 5Tetapi orang-orang mati yang lain tidak bangkit sebelum berakhir masa yang seribu tahun itu. Inilah kebangkitan pertama. 6Berbahagia dan kuduslah ia, yang mendapat bagian dalam kebangkitan pertama itu. Kematian yang kedua tidak berkuasa lagi atas mereka, tetapi mereka akan menjadi imam-imam Allah dan Kristus, dan mereka akan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Dia, seribu tahun lamanya.
20:4 "Lalu aku melihat takhta-takhta" Ini merupakan acuan kepada Dan. 7:9. Sejumlah takhta disebutkan dalam Wahyu: (1) tahtAllah a (lih. 5:1,1,17; 6:16; 7:10,15, 19:4, 21:5), (2) tahta setan (lih. 2:13), dan (3) takhta binatang itu (lih. 13:2; 16:10). Ini adalah metafora otoritas dan kekuasaan.
"Dan orang-orang yang duduk di atasnya" Ini merupakan acuan kepada Dan. 7:22. Pertanyaannya adalah, kepada siapa "mereka" merujuk? Dalam Daniel, bisa menjadi malaikat atau orang-orang kudus. Ada banyak diskusi di antara komentator tentang berapa banyak kelompok-kelompok yang disebutkan dalam ayat ini.
1. sebagian melihat tiga kelompok (orang-orang yang duduk di takhta, martir Kristen, dan Kristen lain   yang tidak menyembah binatang itu)
2. beberapa melihat dua kelompok
3. sebagian melihat satu kelompok.
Jika satu kelompok, maka mengacu pada para martir Kristen. Namun, tidak ada Kitab Suci lain paralel dengan pemerintahan terbatas para martir. Alkitab menjanjikan sebuah pemerintahan untuk semua orang kudus (lih. Wahyu 3:21; 5:10, 22:5, Mat. 19:28; Lukas 22:29-30, II Tim. 2:12). Lihat Topik Khusus di 5:10. Yang lainnya mendasarkan pandangan mereka tentang dua kelompok pada frase kecil di bagian akhir ay. 4, "yang menolak untuk menyembah binatang liar" Mereka melihat ini sebagai kelompok kedua orang Kristen, semua orang percaya yang meninggal karena kematian alami tetapi yang menolak untuk menyembah binatang itu. Dalam hal Kedatangan Kedua di pasal 19 dan penghakiman Takhta Putih besar di 20:11, ini mungkin merupakan interpretasi terbaik. Jika penafsiran ini benar, maka penghakiman Tahta Putih besar di ay.11 hanya merujuk kepada mereka yang terhilang dan tidak paralel langsung ke Mat. 25:31. Bagian merupakan bagian paling sulit di dalam kitab Wahyu.  “mereka yang dipenggal kepalanya” dan “mereka yang tidak menyembah binatang”.  Untuk mengerti suatu konsepsi yang benar dari ayat-ayat ini, kita harus kembali ka masa abad pertama.  Berbagai panganiayaan dari Kekaisaran Romawi sedang merajalela.[25]  Para martir dengan tenang meletakkan kepala mereka di bawah pedang eksekutor.  Paulus dan Yakobus telah melakukan ini.  Mereka lebih memilih mati daripada berkata ”Kaisar adalah Tuhan”.  Orang-orang tetap beriman, meskipun mereka sedang berada di tengah-tengah api dan sedang dilemparkan ke pada binatang buas.  Oleh sebab itu, Gereja Tuhan menerima penglihatan mengenai jiwa-jiwa para martir yang setia dan bahkan rela mati demi Kristus ( 1:2,9; 6:9).
Istilah “dipenggal kepalanya” merupakan metonymy,[26] yaitu menyebutkan suatu bagian untuk menyatakan keseluruhan.  Frase “dipenggal kepalanya” bukan hanya mewakili mereka yang mati secara martir, tetapi juga mewakili setiap orang yang menyerahkan dirinya kepada Tuhan walaupun tidak mengalami kematian dengan cara martir.[27]  Istilah "dipenggal" mengacu pada kapak bermata dua yang digunakan untuk hukuman mati di Republik Romawi (lih. Rom 13:4 dan Yosefus, Antiquities of the Jews, 14:9:4). Ini mengacu pada martir Kristen. Jadi, dapat disimpulkan bahwa mereka yang mati dipenggal kepalanya merupakan istilah yang digunakan unuk menunjuk kepada semua orang Kristen atau gereja yang sebelumnya Yohanes telah lihat dalam 6:9-11.
"dan orang-orang yang tidak menyembah binatang itu" Jika kalimat di atas merujuk pada martir, makafrase ini merujuk kepada orang lain yang meninggal selama jangka waktu tertentu (lih. 13:15). Sekarang, jika iniadalah gambar dari periode antara kedatangan kedua Kristus, maka mengacu pada semua orang percaya. Jika inihanya periode akhir zaman, maka hanya generasi tersebut.
"dan yang juga tidak menerima tanda" Lihat catatan di 13:16-17. Tanda ini pararel dengan "yangtidakmenyembah binatang itu atau patungnya."
"mereka hidup kembali" istilah ini merujuk kepada kebangkitan fisik (lih. Mat. 9:18; Yohanes 4:25 Kis. 1:3, 9-11; Rom.14: 9; Wahyu 1:18; 2:08; 13:14). Penerjemah tidak dapat menafsirkan kegunaan salah satu istilah dalam ay. 4 sebagai kebangkitan spiritual dan penggunaan kedua dalam ay. 5 sebagai kebangkitan fisik. Apakah para martir yang memerintah dengan Kristus, memiliki tubuh kebangkitan atau badan fisik yang hilang? Jika mereka memiliki tubuh kebangkitan, lalu bagaimana dengan "bangsa-bangsa"?
"Dan memerintah sebagai raja bersama Kristus untuk masa seribu tahun" Konsep Yesus memerintah disebutkan dalam Wahyu 12:5; 19:5 dan tampaknya disinggung dalam Mzm. 2:8-9; orang-orang kudus memerintah dengan Kristus disebutkan dalam Mat. 19:28; 22:28-30 Lukas; II Tim. 2:12; Wahyu 3:21; 5:10; 20:4,6 dan 22:5. Apakah pemerintahan selama 1000 tahun atau kekal (lih. 7:14,18,27 dan Why. 22:5)? Apakah memerintah duniawi (lih. 5:10) dalam konteks Palestina atau konteks universal? Lihat Topik Khusus tentang memerintah di Kerajaan Allah pada 5:10. Jika 1.000 tahun adalah simbolis dari usia gereja (inkarnasi untuk parousia), maka 1.000 tahun ini (10x10x10)  bentuk Ibrani superlatif dari jumlah untuk kelengkapan) mengacu kepada kekekalan. Bagaimanpun, skenario ini tidak cocok dengan ay. 5-6. Ini adalah contoh yang baik tentang bagaimana salah satu pendekatan interpretif menjawab beberapa naskah dengan baik, tapi tidak semua. Skema interpretatif yang berbeda ini dikembangkan sebagai interpreter yang berbeda yang menekankan pada naskah yang berbeda dan membaca seluruh PB melalui beberapa naskah "kunci" yang terpilih. Disini ada fluiditas, ambiguitas, misteri. ahkan ada yang berpandangan bahwa Iblis diikat selama 1000 tahun sebenarnya menyatakan kemenangan Kristus yang sempurna. Jadi, orang-orang mati (martyr) yang hidup kembali (Wahyu 20: 4) dimengerti secara rohani (bukan kebangkitan tubuh). Mereka ini, yang secara rohani hidup, memerintah bersama dengan Kristus di Sorga untuk masa 1000 tahun.
George E. Ladd mengatakan: “Adalah sulit untuk memahami 1000 tahun di mana ia (setan) diikat secara harfiah, mengingat angka-angka dalam Wahyu yang jelas simbolis. 1000 = 3 pangkat 10 – suatu waktu yang ideal.” Jadi, dalam konsep A-Millenium masa 1000 tahun dipahami sebagai angka figurative yang menunjukkan kegenapan waktu TUHAN yang tidak diketahui.
C. J. Haak, dalam Dogmatika Reformasi, hlm. 353, menjelaskan: Istilah Kerajaan 1000 thn (dlm pengertian nyata) tidak tertulis di Wahyu 20. Yang memerintah ialah jiwa-jiwa di sorga, orang-orang Kristen yang telah meninggal, jadi bukan di bumi. Pemerintahan ini sudah berlaku sejak hari Pentakosta.
20:5 NRSV dan terjemahan TEV membuat ay. 5 sebuah sisipan. Siapa yang terlibat dalam kebangkitan yang pertama akan menentukan siapa yang terlibat dalam penghakimanan umum di 20:11. Berikut adalah pilihan untuk "sisa orang mati."
1. yang terhilang (lih. Ay. 6; Dan. 12:2)
2. Orang Kristen dari periode sebelumnya (lih. ay. 6; II Tim. 2:12)
3. Orang Kristen dari periode ini, tapi yang meninggal karena Kematian alami (lih. Ay. 4c).
"kebangkitan pertama" Sepanjang PB ada penekanan pada kebangkitan orang mati (lih. Yohanes 5:28-29, Lukas 14:14, Kis 24:15; 1 Kor. 15:52; Fil. 3 : 3; 1 Tesalonika 4:16; II Tesalonika 1:7-10). Namun, tidak ada paralel dalam Alkitab untuk dua kebangkitan terpisah bagi orang percaya, kecuali jika itu adalah acuan untuk kebangkitan kedua di Dan. 12:2 (yang terhilang dan diselamatkan), walaupun George Ladd melihat Yohanes 5:29 dan 1 Kor. 15:24-25 sebagai paralel yang memungkinkan. Semua sistem teologis, bahkan mereka yang percaya secara literal pemerintahan seribu tahun, memiliki masalah penafsiran yang besar dengan kebangkitan yang terpisah ini. Apakah orang Kristen yang terangkat (lih. 1 Tesalonika 4:13-18; Why. 4:11 atau 11:12) terlibat dalam pemerintahan seribu tahun; Apakah orang percaya dalam PL terlibat dalam pemerintahan seribu tahun? Apakah termasuk martir PL, atau hanya mereka yang mati syahid selama kesengsaraan akhir zaman?
"mereka akan menjadi imam Allah dan Kristus" ini merupakan acuan kepada Kel. 19:5-6. Terminologi ini, mengacu pada Israel sebagai alat Tuhan bagi pewahyuan dan penebusan bangsa-bangsa yang tidak percaya, di PB telah diperluas untuk mencakup semua jemaat (lih. 1 Pet 2:5,9 dan Wahyu 1:6; 5:10). Dalam surat kepada jemaat Filadelfia, sebuah kiasan dibuat untuk orang-orang kudus dalam kaitannya dengan bait suci (lih. 3:12). Metaforanya telah berubah dari hamba Allah atas nama dunia ini kepada persekutuan intim dengan Tuhan. 20:6 Ayat ini menambah masalah interpretatif. Mengapa setiap orang percaya dikenakan pada kematian kedua, yang merupakan metafora untuk neraka (lih. ay 6)? Apakah hanya para martir saja yang menjadi imam untuk Tuhan atau semua orang kudus (lih. 1:6; 5:10; II Pet. 2,5,9)? Apakah hanya para martir abad pertama yang akan memerintah atau para martir PL juga termasuk didalamnya, akankah para martir di setiap zaman termasuk atau semua orang Kristen yang tetap setia akan disertakan?
TEMPAT KERAJAAN SERIBU TAHUN
Dalam karangan Assumtion of Moses menganggap bahwa kerajaan seribu Tahun terjadi di surga.[28] Dalam buku Russel sendiri yang menjelaskan tentang “the kingdom on this earth”, menuliskan bahwa ada beberapa tulisan yang menganggap bahwa kerajaan ini akan berlangsung di bumi, contohnya seperti kitab Daniel, 1 Henok 6-36, 1 Henok 83-90,Perjanjian XII Patriakh, Mazmur Salomo, 1 Henok 37-71, dan Sibilline Oracles III.[29]  Menurut beberapa tulisan yang terdapat di dalam kitab Wahyu pasal 20, Yohanes menunjukkan bahwa kerajaan ini akan terjadi di Bumi.  Seperti yang terdapat di dalam pasal 20:1 “seorang malaikat turun dari sorga”, dan pasal 20:7; 20:10 “ menggambarkan apa yang terjadi di Bumi. Wahyu 5:10 Dan telah menjadikan kita raja-raja dan imam-imam bagi Allah, dan kita akan memerintah di bumi (KJ).Kerajaan 1000 tahun itu akan berlangsung di planet bumi kita sekarang ini. Kerajaan ini begitu heran dan indah, tetapi ini bukan Sorga, Sorga jauh lebih indah.[30] Pasal 12-18, bumi di gambarkan sebagai tempat yang dikuasai oleh Iblis.  Dan pasal 19:12-20:3 memperlihatkan takdir ahir mereka.[31] Namun dilanjutkan pada pasal 20:4, Iblis telah di kurung, dan dunia tidak lagi di dalam kekuasaan mereka, tetapi di bawah kekuasaan Kristus.  Hal ini membuktikan kemenangan atas kejahatan.  Kerajaan seribu tahun merupakan penggenapan janji yag terdapat di dalam pasal 3:21; 5:9-10; 6:9-10; 12:11.[32]  Yohanes menggunakan angka 1000 tahun bukan untuk menunjukkan durasi dari kerajaan itu sendiri.  Angka1000 lebih kepada arti simbol dari kesempurnaan.[33] Sebagaimana angka “seribu” melambangkan kesempurnaan, maka dapat dikatakan bahwa masa ini merupakan masa yang sempurnah yang di sediakan Kristu bagi umat-Nya.  Sebagaimana hari sabat adalah hari perhentian, maka masa ini merupakan sabad dari sejarah umat manusia.[34]

























BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Amillenialisme Tidak percaya adanya kerajaan seribu tahun secara hurufiah. Kerajaan seribu tahun itu hanya simbolis saja. Kebangkitan pertama dan kebangkitan terakhir adalah menyatu. Orang yang percaya tafsiran ini adalah percaya bahwa saat ini kita sudah hidup seperti dalam Wahyu 20 ( kelompok Calvin, reform). Postmillennialisme Percaya kita sudah ada dalam Kerajaan 1000 tahun, tidak tahu mulainya kapan dan menunggu datangnya Yesus. Kelompok ini percaya bahwa Yesus akan datang setelah dunia diberitakan Injil. Kelompok ini adalah kelompok yang percaya transformasi.Terkenal dengan pengajaran Kingdom Now (Bob Waynera, Pat Robinson). Percaya bahwa saat ini dapat terjadi transformasi (pemulihan ekonomi, tidak ada sakit penyakit,dsb).Kelompok ini percaya bahwa kita sudah hidup dalam Kerajaan seribu tahun secara hurufiah.Premillennialisme Percaya ada kerajaan seribu tahun secara hurufiah dan kerajaan seribu tahun karena Yesus belum datang. Kerajaan seribu tahun dimulai saat Yesus datang.
Menurut Amil, kerajaan 1000 tahun itu simbol/rohani terjadi dalam 1 hari
"Janganlah kamu heran akan hal itu, sebab saatnya akan tiba, bahwa semua orang yang di dalam kuburan akan mendengar suara-Nya, dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum." (Yohanes 5:28-29).
Sanggahan terhadap Premill : "Akan tetapi, saudara-saudaraku yang kekasih, yang satu ini tidak boleh kamu lupakan, yaitu, bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari." (2 Petrus 3:8). "Tetapi orang-orang mati yang lain tidak bangkit sebelum berakhir masa yang seribu tahun itu. Inilah kebangkitan pertama." (Wahyu 20:5). Menurut Amill, kita sedang hidup dalam Kerajaan 1000 tahun secara rohani/simbolis,dimana Gereja memerintah dan setan telah dibelenggu.
"Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga." (Matius 24:24).
Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu,"dengan rupa-rupa tipu daya jahat terhadap orang-orang yang harus binasa karena mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka." (2 Tesalonika 2:9-10). Kerajaan setan masih bekerja dan menyesatkan.
Menurut amill / postmill, peristiwa - peristiwa Wahyu 20 terjadi sekarang.
Sanggahan :
"Lalu aku melihat takhta-takhta dan orang-orang yang duduk di atasnya; kepada mereka diserahkan kuasa untuk menghakimi. Aku juga melihat jiwa-jiwa mereka, yang telah dipenggal kepalanya karena kesaksian tentang Yesus dan karena firman Allah; yang tidak menyembah binatang itu dan patungnya dan yang tidak juga menerima tandanya pada dahi dan tangan mereka; dan mereka hidup kembali dan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Kristus untuk masa seribu tahun." (Wahyu 20:4).
Seribu Tahun bukanlah menunjuk kepada durasi dari kerajaan serbu tahun itu sendiri, tetapi merupakan kesempurnaan.  Hal ini ditandai dengan tidak adanya manifestasi kejahatan yang terjadi pada masa itu.  Kerajaan seribu tahun merupakan masa yang dipersiapkan Kristus bagi umat-Nya yang setia kepadanya.Kerajaan seribu tahun terjadi di dunia untuk semntara waktu dimana Kristus berdaulat penuh atas umat manusia, namun Iblis akan dilepaskan kembali untuk sementara waktu untuk menggenapi maksud Allah.  Maksud Allah disini ialah untuk menunjukkan bahwa dosa bukan disebabkan oleh keadaan sosial yang jahat dan lingkungan yang buruk, namun oleh hati manusia yang penuh dosa.  Sewaktu setan di lepaskan, ternyata ia menemukan bahwa hati manusia masih menanggapi bujukannya meskipun mereka berada pada masa yang penuh kedamaian.  Hal ini menunjukkan bahwa panghakiman Allah itu adil.  Selain itu, juga untuk menunjukkan bahwa Iblis berada di bawah kekuasaan Allah.
Seribu tahun paling baik ditafsirkan secara simbolis, berarti masa yang tidak pasti antara kenaikan Tuhan Yesus sampai kepada kembali-Nya.  Singkatnya, Ayat ini mengajarkan eskatologi yang saai ini sedang terealisasikan.  Dan melihat fungsi dari kitab ini, maka Yohanes ingin menjawab kebutuhan yang ada pada zaman itu, yaitu untuk menghibur orang percaya yang sedang berada di bawah tekanan Kekaisaran Romawi supaya tetab setia di dalam Kristus. Hal yang dinyatakan secara eksplisit dalam Alkitab adalah bahwa akan terjadi kesengsaraan besar dan pengangkatan orang percaya (1 Tesalonika 4:13-18; 1Tesalonika5:9; Wahyu 3:10). Adanya kebangkitan orang mati dan pemerintahannya bersama dengan Kristus di tahktanya (Why 20:4).
Perbedaan pandangan tersebut bukanlah sesuatu yang signifikan dan tidak perlu diperdebatkan, karena tidak merupakan esensi dari iman Kristen yang adalah “Keselamatan” (Salvation) dalam Yesus Kristus. Anggaplah perbedaan tersebut sebagai kekayaan pemikiran dalam kehidupan iman setiap orang percaya, dalam menantikan kedatangan Tuhan Yesus kedua. Waktulah yang akan menentukan pandangan manakah yang paling tepat.









PUSTAKA
Berkhof, Louis Teologi Sistematika 6 Doktrin Akhir Zaman, Surabaya: Momentum 2010
Brill J. Weslay, Dasar yang Teguh, Bandung: Kalam Hidup, 1994
Christina, Enda.  Studi Eksegesisi Terhadap Gagasan Milenium Dalam Wahyu 20:1-6, Skripsi.  Malang:  STT ______________Satyabhakti,  2001.
D. S..  The Method And Message Of Jewish Apocalyptic.  Philadelphia: The Westminster Press, 1964
Enns Paul, The Moody Hand Book Of Theology
Hank Ten Napel, Kamus Teologi Inggris Indonesia, Jakarta:BPK Gunung Mulia
Hendriksen, William.  Lebih Dari Pemenang: Sebuah Interpretasi Kitab Wahyu.  Surabaya:  Momentum,  2007.
Herr, J. J. de.  Tafsir Alkitab: Kitab Wahyu.  Jakarta:  PT BPK Gunung Mulia,  1996.
Kistemaker, Simon J.  Tafsiran Kitab Wahyu.  Surabaya:  Momnetum, 2011.
Mounce, Robert H.  The New International Comentary On The New Testament: The Book Of Michigan: Russel,.
Rakhmat Ioanes. 'Tiga Pandangan Tentang Kerajaan "Seribu Tahun"' dalam Berteologi di Tengah Perubahan,
_______________ed. Natanael Setiadi. Jakarta: KPT GKI. 2007.
Rapids:Baker, 1958) Anthony A.Hoekema. Alkitab dan Akhir Zaman, Momentum: Surabaya, 2004
Wiersbe, Warren W.  Berkemenangan Di Dalam Kristus, Di Dalam Kristus Anda Adalah Seorang __________________PemenangBandung:  Yayasan Kalam Hidup,  2002.
William B. Eerdmans Publishing Company Revelation. ,  1977.
Wongso. Peter Dr, Hermeneutika Eskatologi, SAAT: Malang,1989 Loraine Boettner, The Millenium, (Grand http://en.wikipedia.org/wiki/Amillennialism
http://kireniuswdiktuss.blogspot.com/2013/07/apa-itu-amilenialisme.html







[1] Paul Enns, The Moody Hand Book Of Theology, hlm 461
[2] J. Weslay Brill, Dasar yang Teguh, (Bandung: Kalam Hidup, 1994) 321
[3] Hank Ten Napel, Kamus Teologi Inggris Indonesia, Jakarta:BPK Gunung Mulia. Hlm 27
[4] http://en.wikipedia.org/wiki/Amillennialism
[5] Ioanes Rakhmat. 2007. 'Tiga Pandangan Tentang Kerajaan "Seribu Tahun"' dalam Berteologi di Tengah Perubahan, ed. Natanael Setiadi.      Jakarta: KPT GKI. Hlm. 89-90.
[6] Paul Enns …………..hlm 478
[7] Dr. Peter Wongso, Hermeneutika Eskatologi, (SAAT: Malang,1989 hal, 172
[8] Loraine Boettner, The Millenium, (Grand Rapids:Baker, 1958)hal., 14
[9] Louis Berkhof………hlm 111
[10] Dr. Peter Wongso……………….hlm.173-174
[11] Anthony A.Hoekema. Alkitab dan Akhir Zaman, (Momentum: Surabaya, 2004),hlm. 245-246.
[12] Louis Berkhof……94
[13] http://kireniuswdiktuss.blogspot.com/2013/07/apa-itu-amilenialisme.html
[14] Anthony Hoekma..., 236-237
[15] Paul Enns……..hlm 474
[16] J. J. de Herr, Tafsir Alkitab: Kitab Wahy,. (Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 1996), 291
[17] Warren W Wiersbe,  Berkemenangan Di Dalam Kristus, Di Dalam Kristus Anda Adalah Seorang Pemenang, (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2002), 158
[18] Herr, 291
[19] Ibid.
[20] Robert H   Mounce,  The New International Comentary On The New Testament: The Book Of Revelation.  (Michigan: William B. Eerdmans Publishing Company, 1977),  351-352
[21] William Hendriksen,  Lebih Dari Pemenang: Sebuah Interpretasi Kitab Wahyu,  (Surabaya: Momentum, 2007), 221
[22] Simon J. Kistemaker, Tafsiran Kitab Wahyu.  (Surabaya: Momnetum, 2011),  528
[23] Ibid, 583
[24] Simon J. Kistemaker, Tafsiran Kitab Wahyu.  (Surabaya: Momnetum, 2011),  583

[25] William Hendriksen,  Lebih Dari Pemenang: Sebuah Interpretasi Kitab Wahyu,  (Surabaya: Momentum, 2007), 227
[26] Enda Christina, Studi Eksegesisi Terhadap Gagasan Milenium Dalam Wahyu 20:1-6, Skripsi ( Malang: STT Satyabhakti, 2001), 25
[27] Christina, 27.
[28] D.S Russel,  The Method And Message Of Jewish Apocalyptic,  (Philadelphia: The Westminster Press. 1964), 290.
[29] Ibid, 286-289.
[30] http://www.tulang-elisa.org/kerajaan-1000-tahun/
[31] Christina, 35.
[32] Ibid.
[33] Ibid, 36
[34] Ibid.

1 komentar:

  1. JTG Casino in Scottsdale, AZ: 5 tips and tricks - KTAR
    It's like a 충주 출장안마 ghost town in the suburbs. JTG Casino & 경기도 출장안마 Hotel is 울산광역 출장마사지 on the 부천 출장마사지 north end of the 부산광역 출장마사지 Arizona border with Temecula, a state-of-the-art

    BalasHapus